Sabtu, 21 Oktober 2017

Makalah Asbabun Nuzul Al-quran surat Al-Baqarah Ayat 80-81

I
PENDAHULUAN
Al-quran diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia kea rah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan datang.
Sebagian besar al-quran pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa  khusus yang memerlukan penjelasan hokum Allah atau masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum islam mengenai itu. Maka al-quran turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyaan yang muncul itu. Hal seperti itulah yang dinamakan asbabun nuzul.
Asbabun nuzul merupakan suatu aspek ilmu yang harus diketahui, dikaji dan diteliti oleh para mufassirin orang-orang yang ingin mendalami al-quran secara mendalam. Berdsarkan pemahaman para ahli tafsir mengenai pentingnya mempelajari asbabun nuzul maka ilmu ini perlu dikembangkan untuk dipahami oleh umat manusia. Bahkan sekarang asbabun nuzul telah dijadikan salah satu kajian dalam ‘Ulumul Quran”
  
II
PEMBAHASAN
A. Terjemahan Al-quran surat Al-Baqarah Ayat 80-81


وَقَالُوا۟ لَن تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّآ أَيَّامًا مَّعْدُودَةً ۚ قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِندَ اللَّـهِ عَهْدًا فَلَن يُخْلِفَ اللَّـهُ عَهْدَهُۥٓ ۖ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّـهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ :٨۰

بَلَىٰ مَن كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحٰطَتْ بِهِۦ خَطِيٓـَٔتُهُۥ فَأُو۟لٰٓئِكَ أَصْحٰبُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خٰلِدُونَ :٨١


Terjemah Surat Al Baqarah Ayat 80-81

80 Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja”. Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”

81 (Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

B. Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 80-81

            Ath-Thabrani di dalam al-Mu’jamul kabiir, Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Ibnu Ishaq dari Muhammad Bin Abu Muhammad dari Ikrimah atau Sa’ad Ibnuz-Zubair dari Ibnu Abbas, dia berkata,” ketika Rasulullah datang ke Madinah, orang-orang Yahudi mempunyai pendapat bahwa usia dunia adalah tujuh ribu tahun. Juga pendapat juga sesungguhya orang-orang disiksa di dalam neraka satu hari dalam setiap seribu tahun menurut hitungan hari di akhirat. Dan siksaan itu hanya tujuh kali, kemudian akan berhenti. Maka Allah menurunkan firman-Nya,

Dan mereka berkata,” Neraka tidak akan menyentuh kami,….’ Hingga firman-Nya,’…. Mereka kekal di dalamnya.”(al-baqarah: 80-81)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalu adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Yahudi berkata,”Kami tidak akan masuk neraka kecuali hanya memenuhi sumpah Allah. Kita hanya akan disiksa selama jumlah hari ketika kita menyembah patung lembu, yaitu selama empat puluh hari. Setelah itu siksa pun akan berhenti.”Maka turunlah ayat di atas.[1]

  
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhari, ketika memerangi khaibar benteng pertahanan orang Yahudi terakhir, Nabi saw. Menanyakan kepada mereka, siapa ahli neraka? Mereka menjawab bahwa kami hanya akan masuk neraka sebentar, sesudah itu keluar. Inilah menurut setengah riwayat asal turunnya ayat ini. [2]

C. Penafsiran Surat Al-Baqarah Ayat 80-81

di antara bentuk kebohongan dan penyimpangan yang mereka lakukan, mereka berkata,”Neraka tidak akan menyentuh kami di akhirat kelak kecuali beberapa hari atau sesaat saja.” Itu pun sekedar sentuhan api, bukan siksaan yang bersifat abadi. Untuk menjelaskan itu Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya,”Katakanlah, wahai Nabi Muhammad,’Sudahkah kamu menerima janji dari Allah, zat yang mengatur segala urusan, sehingga kamu merasa tenang karena Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, ataukah kamu mengatakan tentang Allah yang kekuasaan dan ilmu-Nya mencakup segala hal, sesuatu yang tidak kamu  ketahui?” keduanya tidak pernah terjadi. Tidak ada perjanjian antara mereka dengan tuhan soal itu, dan tidak pula mereka mengatakan itu karena tidak tahu. Mereka tahu, tetapi mengatakan yang sebaliknya.

Sebenarnya tidak ada janji dari Allah, bukan juga karena mereka tidak tahu. Sumber masalahnya adalah sikap mereka yang memutarbalikkan ayat-ayat Allah. Bukan demikian, yang benar adalah barangsiapa berbuat keburukan, yaitu mempersekutukan Allah, dan dosanya telah menenggelamkannya, yakni ia diliputi oleh dosanya sehingga seluruh kehidupannya tidak mengandung sedikitpun kebaikan akibat ketiadaan iman kepada Allah, maka mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. Sedangkan orang-orang yang beriman dengan benar sebagaimana yang diajarkan nabi-nabi mereka dan mengerjakan kebajikan sesuai tuntunan Allah dan rasul-Nya, maka mereka itu penghuni surga. Mereka juga kekal didalamnya.[3]

D. Penjelasan Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Ayat 80-81

            Berdasarkan asbabun nuzul dan penafsiran di atas kita dapat mengetahui bahwasannya sifat-sifat orang Yahudi memang sudah terkenal sebagai kaum penentang sejak jaman kenabian dulu. Telah banyak sekali mereka menimbulkan kekacauan terhadap kaum muslimin bahkan Rasulullah saja mereka abaikan, termasuk dalam kontek permasalahan turunnya ayat Al-Baqarah ayat 80-81.

            Al-Hafidz Abu Bakar bin Mardawaih rahimahullahu menuturkan, Abdur Rahman bin Ja’far memberitahu kami, dari Abu Hurairah ra, ia menceritakan, setelah Khaibar berhasil ditaklukkan, Rasulullah diberi hadiah daging kambing yang ditaburi racun, maka beliau pun langsung bersabda: “Kumpulkan orang-orang Yahudi di sini untuk menghadapku.” Setelah berkumpul, Rasulullah bertanya: “Siapakah orang tua kalian?” “Si fulan,” jawab mereka. Beliau pun berkata: “Kalian berdusta, padahal orang tua kalian adalah si Fulan (lainnya).” Dan mereka berujar: “Engkau memang benar.”
Selanjutnya beliau bertanya kepada mereka: “Apakah kalian menjawab jujur jika ku tanya mengenai sesuatu kepada kalian?” “Ya, wahai Abul Qasim. Jika kami bohong, engkau pasti mengetahuinya, sebagai mana engkau mengetahui orang tua kami,” jawab mereka. Lebih lanjut Rasulullah bertanya kepada mereka: “Siapakah penghuni neraka itu?” Maka mereka menjawab: “Kami berada di neraka hanya sebentar saja, kemudian kalian akan menggantikan kami di sana.” Setelah itu Rasulullah bersabda kepada mereka: “Hinalah kalian, kami tidak akan pernah menggantikan kalian di neraka.” Kemudian beliau pun bertanya: “Apakah kalian akan (menjawab) jujur jika aku tanyakan sesuatu kepada kalian?” “Ya, wahai Abul Qasim,” jawab mereka. Maka beliau pun bertanya: “Apakah kalian telah menaburkan racun pada daging kambing ini?” Mereka menjawab: “Ya, kami menaburinya.” Lantas beliau bertanya lagi: “Lalu mengapa kalian melakukan hal itu?” Mereka menjawab: “Jika engkau bohong, kami bisa bebas dari anda, dan jika engkau memang benar-benar Nabi, maka hal itu tidak akan pernah membahayakanmu.” Hadist ini diriwayatkan Imam Ahmad, Imam al-Bukhari, dan an-Nasa’i, dari al-Laits bin Sa’ad seperti itu (riwayatnya).
III
KESIMPULAN

Bahwa asbabun nuzul Al-Quran Surat Al-Baqarah  ayat 80-81 ini disebabkan dengan kaum Yahudi yang mengatakan bahwa usia dunia adalah tujuh ribu tahun. Manusia disiksa di neraka selama satu hari setiap seribu tahun menurut hitungan akhirat, siksa itu hanya selama tujuh hari, akan tetapi Allah menyangkalnya dengan menurunkan ayat ini kepada Rasulullah. Dengan diturunkannya juga ayat ini kita dapat mengetahui bahwa sifat orang yahudi adalah pembangkang dari jaman kenabian dulu hingga sekarang.



                                                      DAFTAR PUSTAKA

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ringkas, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2015
Muhammad Yusuf, Lc.MA., Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Al-Aqur’an, Jakarta: Widya Cahaya Jakarta, 2014
Prof. DR. Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Gema Insani, 2015
Jalaluddin as-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzul, Kairo: Darut-Taqwa, t.th



[1] Jalaluddin as-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzul, Kairo: Darut-Taqwa, Hal. 34
[2] Prof. DR. Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Gema Insani, Juz 1, 2, 3 Hal. 18
[3] Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ringkas, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Juz 1 Hal. 37

Tidak ada komentar:

Posting Komentar