Tradisi Khataman Bil Qolam Dalam Living
Quran Nusantara Mengaji
Oleh: Muhammad Syukron Bin Makmur
Abstrak
Penilitian ini mengkaji tentang tradisi
khataman bil qolam dalam living quran nusantara mengaji. Khataman bil qolam
adalah suatu trobosan terbaru yang
dibuat oleh lembaga nusantara mengaji. Penelitian ini adalah penelitian
lapangan, yaitu tentang fenomena living hadis. Penelitian ini bersifat deskriptif,
kualitatif, induktif tentang living hadis. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan sosial-budaya-keagamaan. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa pertama, khataman bil qolam merupakan fenomena tradisi sosial-budaya-keagamaan.
Kedua, khataman bil qolam adalah sebuah fenomena living quran ada beberapa
ayat-ayat quran yang dijadikan prinsip dalam tradisi tersebut. Ketiga, khataman
bil qolam adalah gerakan sosial keagamaan yang ingin menyampaikan nilai-nilai
pendidikan karakter (budi pekerti) melalui khataman quran.
A.
Pendahuluan
Al quran adalah kitab suci yang diturunkan
Allah kepada Rasulullah saw. Al quran adalah sumber hukum yang pertama bagi
kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan al quran serta
kemuliaan para pembacanya. Al quran adalah ilmu yang paling mulia, karena
itulah orang yang belajar al quran dan mengajarkannya bagi orang lain, akan
mendapatkan kemuliaan dan kebaikan dari pada belajar ilmu yang lainnya.
Membaca al quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi, jika kita
membaca satu hurufnya saja akan diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan
menjadi 10 kebaikan. Kebaikan akan menghapuskan kesalahan, setiap kali
bertambah kuantitas bacaan akan bertambah pula ganjaran dari Allah. Membaca al
quran juga akan mendatangkan syafa’at, Rasulullah bersabda: “Bacalah al
quran karena sesungguhnya dia akan dating pada hari kiamat sebagai pemberi
syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim). Maka dari itu semakin
kita banyak membaca al quran maka akan semakin dekat dengan Allah.
Belakangan ini semangat masyarakat muslim terlebih khusus Indonesia
dalam membaca al quran masih belum merata. Adanya fenomena ini dikarenakan
beberapa factor di antaranya masih kesulitannya sebagian besar masyarakat awam
dalam membaca al quran itu diakibatkan karena minimnya pendidikan agama mereka
sewaktu kecil. Yang hendak dikaji adalah persoalan pemahaman al quran tentang
khataman bil qolam kaitannya dengan living quran. Berdasarkan permasalahan di
atas pertanyaan akademik yang muncul adalah bagaimana pemaknaan tradisi
khataman bil qolam dalam komunitas atau lembaga nusantara mengaji? Dan mengapa
fenomena tradisi khataman bil qolam ini sangat perlu dilakukan sekarang?
B. Mengenal
Khataman Bil Qolam Dalam Lembaga
Nusantara Mengaji
1. sejarah
khataman bil qolam
Khataman bil qolam adalah revolusi
mengkhatamkan al quran dengan menggunakan metode follow the line (mengikuti
garis). Dengan metode tersebut diharapkan siapa saja tidak menemui kesulitan
untuk melakukan kegiatan mengkhatamkan al quran. Karena metode tersebut
mengajak penulis untuk mengikuti garis-garis tulisan yang sudah ada. Metode ini
memiliki kelebihan yaitu lebih cepat membentuk kemampuan menulis khat arab
dalam arti sebenarnya.
Al quran tulis ini sudah mendapat tanda
tashih dari lajnah pentashih al quran KEMENAG RI No. P.VI./1/TL.02.1/1078/2011
tanggal 10 November 2012. MUI menyambut baik dan mendukung agar mushaf al quran
“IQRO BIL QOLAM” dapat tersebar dan berkembang luas di masyarakat. Al quran
tulis “IQRO BIL QOLAM” ini pun sudah tiga kali mendapatkan rekor muri dan sudah
didokumenasikan di MUSEUM BAYT AL-QURAN TMII, Jakarta.
Sejak lahirnya tradisi khataman bil qolam
ini sampai pada saat ini kiprahnya di Indonesia belum begitu signifikan.
Alasanya, kurangnya lembaga yang mengajak masyarakat untuk melaksanakan tradisi
tersebut. Kemudian timbullah inisiatif dari lembaga nusantara mengaji ini untuk
menghidupkan tradisi ini kembali.
C. Ruang
Lingkup Khataman Bil Qolam
Belum meratanya masyarakat
yang mampu atau lancar dalam membaca al quran maka dengan Khataman quran bil qolam ini dapat mengubah
mindset dan membantu bahwasannya orang yang tidak lancar membaca al quran pun
bisa mengkhatamkan al quran. Filosofinya, jika mereka bisa menulis
lafadz-lafadz al quran di atas kertas tersebut otomatis mereka akan membacanya
dengan sambil menulis karena tidak mungkin menulis tanpa dengan membaca.
Biasanya khataman hanya mampu
dilakukan oleh sebagian besar ulama, santri dan para intelektual dengan motode
tradisi khataman bil qolam ini maka masyarakat awam pun dapat melakukannya. Banyak
yang beranggapan bahwa dirinya belum lancar membaca al quran bagaimana bisa
mengkhatamkan al quran? Nah, ini solusinya dan memang untuk itu lah metode
tradisi khataman bil qolam ini dibuat.
1. Prinsip-prinsip
dalam khataman bil qolam
Al
quran adalah kitab yang mulia dan juga pedoman bagi umat muslim, mengapa?
Karena dengan al quran hidup kita akan tenang dan jauh dari permasalahan,
kenapa demikian? Karena al quran adalah cahaya ilahi dan penyejuk hati. Hanya
dengan membacanya, hati ini berasa menyanyi, pada umumnya kayak lagu cinta dan kasih sayang yang bawa
perasaan. Rasanya ingin sekali bernyanyi lama-lama dengan lantunan pada setiap
ayat al quran. Berikut adalah prinsip-prinsip dalam khataman bil qolam:
A. Menyejukkan
hati
Terkadang
hati ini merasa senang dan terkadang pula hati ini merasa gelisah, nah dengan
membaca al-quran dapat membuat hati kita
menjadi lebih tenang, bahkan jika kita membacanya dengan khusuk serta
menghayati al quran akan membuat jiwa kita tentram.
B. Sebagai
syifa’ atau obat
Manusia
tidak mungkin luput dari namanya penyakit, baik itu penyakit yang biasa maupun yang kronis. Al quran menjadi solusi
yang paling jitu untuk menyembuhkan
penyakit. Survei membuktikan bahwasannya dengan semakin sering seseorang
membaca al quran dengan khusuk maka tubuhnya akan semakin sehat dan tentunya
dengan izin Allah.
C. Mendapatkan
ridho Allah swt
Membaca al quran adalah amal yang sangat di
cintai oleh Allah bagi hambanya. Bagi kita yang sudah lancar membaca al quran
dan terus membaca akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah. Apalagi
bagi kita yang belum lancar alias masih terbata-bata lagi berat membacanya,
maka kita akan mendapatkan dua pahala yaitu pahala membacanya dan pahala yang
belum lancarnya dalam bacaan. Bahkan orang
yang selalu bermesraan dengan al quran akan mendapatkan predikat insane terbaik
di sisi Allah. Rasulullah bersabda: sebaik-baiknya kalian adalah orang yang
mempelajari al quran dan mengajarkannya.
2. Pelaksanaan tradisi khataman bil qolam
Pada awalnya berdirinya sampai sekarang,
tradisi khataman bil qolam tidak menentukan
secara pasti kapan dan dimana pelaksanaanya. Sudah beberapa kali tradisi ini
dilakukan diberbagai tempat seperti masjid-masjid besar, pesantren-pesantren,
universitas dll di bawah naungan lembaga nusantara mengaji dan tradisi ini
menuai banyak respon positif dari masyarakat dan antusisme. Intinya pelaksanaan
tradisi ini tidak bersifat ditentukan akan tetapi tergantung pada kondisi yang
sesuai untuk melaksanakannya.
D.
Langkah-langkah dalam melakukan khataman
bil qolam
Dalam
melaksanakan khataman bil qolam teknisnya sangat simple, yaitu menulis atau
menebalkan tulisan yang samar di atas kertas yang telah dibagikan sesuai dengan
petunjuknya.
E.
Khataman bil qolam sebagai fenoma living
quran
Living quran didefinisikan sebagai gejala yang Nampak atau
sebagai fenomena dari masyarakat islam, maka kajian atau studi living hadis
masuk dalam kategori fenomena sosial keagamaan. Bila demikian halnya,
pendekatan atau paradigma yang dapat digunakan untuk mengamati dan menjelaskan
bagaimana living quran dalam suatu masyarakat islam adalah ilmu-ilmu
sosial.pendekatan yang sesuai dalam hal ini adalah pendekatan fenomologi.
Alasannya adalah menurut G. Van der Leew, bertugas untuk mencari atau mengamati
fenomena sebagaimana yang tampak. Dalam hal ini ada tiga prinsip yang tercakup
di dalamnya: 1. Sesuatu itu terwujud 2. Sesuatu itu tampak 3. Karena sesuatu
itu tampak dengan tepat maka ia merupakan fenomena.
Fenomena
living quran meliputi:(1) prinsip agama yang dipakai dalam tradisi khataman bil
qolam dan (2) fenomena tradisi khataman bil qolam. Pada bagian ini, penulis
akan menganalisis dua fenomena tersebut dalam pembentukan living quran. Faktor
di sini dapat berarti segala hal yang mempengaruhi atau mendasari terjadinya
suatu fenomena living quran.
1. Prinsip
agama dalam khataman bil qolam
Sebagai sebuah tradisi yang hidup, khataman
bil qolam merupakan fenomena tradisi
yang memadukan antara budaya dan agama. Ini merupakan metode dalam
menyebarkan syiar islam dengan menggunakan pendekatan budaya dengan esensi
agama. Ini juga merupakan fenomena sebuah tradisi islam yang hidup (living
islam) ditengah-tengah masyarakat. Sebagai sebuah tradisi yang hidup
khataman bil qolam mendasarkan diri dari quran. Ada satu dalil dalam al quran
yang di jadikan prinsip dalam tradisi khataman bil qolam ini. Allah swt
berfirman:
Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ
“yang mengajarkan (manusia) dengan pena”
Berdasarkan
penjelasan dari tafsir Al-Munir karangan Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, Allah
mengajarkan manusia menulis dengan pena. Itu merupakan nikmat yang besar dari
Allah dan prantara untuk saling memahami antara manusia sebagaimana halnya berkomunikasi
dengan lisan. Seandainya tidak ada tulisan, pastilah ilmu-ilmu itu akan punah,
agama tidak akan berbekas, kehidupan tidak akan baik, dan aturan tidak akan
stabil. Tulisan merupakan pengikat ilmu pengetahuan dan sebagai instrument
untuk mencatat cerita dan perkataan orang-orang terhadulu. Demikian juga,
tulisan merupakan instrumen pralihan ilmu antara suatu kaum dan bangsa. Dengan
demikian, ilmu pengetahuan dapat terlestarikan dan berkembang sesuai yang
dikehendaki oleh Allah SWT. Pradaban suatu bangsa akan berkembang, pemikiran
akan semakin canggih, agama dapat terjaga dan agama Allah akan semakin tersebar
luas.[1]
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. Bersabda:
قيدواالعلم بالكتابة
“Ikatlah
ilmu dengan tulisan” [2]
Oleh
karena itu, dakwah islam dimulai dengan menganjurkan untuk membaca dan menulis
serta menjelaskan bahwa keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah pada
makhluk-Nya dan rahmat-Nya atas mereka. Hal ini menguatkan pilar tradisi
khataman bil qolam, bahwasannya dengan khataman bil qolam secara tidak langsung
Allah mengajarkan kita. Yang sebelumnya kurang lancar membaca quran jika dia
terus menerus menggunakan metode ini dalam kesehariannya maka dia akan lancar
dengan sendirinya.
F. Kesimpulan
Dari
pembahasan terdahulu sebagaimana terungkap
dalam bab-bab yang ada dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwasannya khataman quran bil qolam
merupakan fenomena tradisi sosial-budaya-keagamaan. Khataman bil qolam juga
merupakan sebuah fenomena living quran dimana nilai-nilai spiritual di dalamnya
berdasarkan al quran. Sebagaimana firman Allah yang artinya:“yang mengajarkan
(manusia) dengan pena.”Maka dengan menulis kita pasti membaca, dengan membaca
semua jendela ilmu akan terbuka.
Daftar Pustaka
az-Zuhaili Wahbah, “Tafsir AL-Munir
jilid 15” Jakarta: Gema Insani, 2014
D.
Lampiran-lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar