Sabtu, 21 Oktober 2017

Makalah Asbabun Nuzul Al-quran surat Al-Baqarah Ayat 80-81

I
PENDAHULUAN
Al-quran diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia kea rah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan datang.
Sebagian besar al-quran pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum ini, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa  khusus yang memerlukan penjelasan hokum Allah atau masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum islam mengenai itu. Maka al-quran turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyaan yang muncul itu. Hal seperti itulah yang dinamakan asbabun nuzul.
Asbabun nuzul merupakan suatu aspek ilmu yang harus diketahui, dikaji dan diteliti oleh para mufassirin orang-orang yang ingin mendalami al-quran secara mendalam. Berdsarkan pemahaman para ahli tafsir mengenai pentingnya mempelajari asbabun nuzul maka ilmu ini perlu dikembangkan untuk dipahami oleh umat manusia. Bahkan sekarang asbabun nuzul telah dijadikan salah satu kajian dalam ‘Ulumul Quran”
  
II
PEMBAHASAN
A. Terjemahan Al-quran surat Al-Baqarah Ayat 80-81


وَقَالُوا۟ لَن تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّآ أَيَّامًا مَّعْدُودَةً ۚ قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِندَ اللَّـهِ عَهْدًا فَلَن يُخْلِفَ اللَّـهُ عَهْدَهُۥٓ ۖ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّـهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ :٨۰

بَلَىٰ مَن كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحٰطَتْ بِهِۦ خَطِيٓـَٔتُهُۥ فَأُو۟لٰٓئِكَ أَصْحٰبُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خٰلِدُونَ :٨١


Terjemah Surat Al Baqarah Ayat 80-81

80 Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja”. Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”

81 (Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

B. Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 80-81

            Ath-Thabrani di dalam al-Mu’jamul kabiir, Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Ibnu Ishaq dari Muhammad Bin Abu Muhammad dari Ikrimah atau Sa’ad Ibnuz-Zubair dari Ibnu Abbas, dia berkata,” ketika Rasulullah datang ke Madinah, orang-orang Yahudi mempunyai pendapat bahwa usia dunia adalah tujuh ribu tahun. Juga pendapat juga sesungguhya orang-orang disiksa di dalam neraka satu hari dalam setiap seribu tahun menurut hitungan hari di akhirat. Dan siksaan itu hanya tujuh kali, kemudian akan berhenti. Maka Allah menurunkan firman-Nya,

Dan mereka berkata,” Neraka tidak akan menyentuh kami,….’ Hingga firman-Nya,’…. Mereka kekal di dalamnya.”(al-baqarah: 80-81)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalu adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Yahudi berkata,”Kami tidak akan masuk neraka kecuali hanya memenuhi sumpah Allah. Kita hanya akan disiksa selama jumlah hari ketika kita menyembah patung lembu, yaitu selama empat puluh hari. Setelah itu siksa pun akan berhenti.”Maka turunlah ayat di atas.[1]

  
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhari, ketika memerangi khaibar benteng pertahanan orang Yahudi terakhir, Nabi saw. Menanyakan kepada mereka, siapa ahli neraka? Mereka menjawab bahwa kami hanya akan masuk neraka sebentar, sesudah itu keluar. Inilah menurut setengah riwayat asal turunnya ayat ini. [2]

C. Penafsiran Surat Al-Baqarah Ayat 80-81

di antara bentuk kebohongan dan penyimpangan yang mereka lakukan, mereka berkata,”Neraka tidak akan menyentuh kami di akhirat kelak kecuali beberapa hari atau sesaat saja.” Itu pun sekedar sentuhan api, bukan siksaan yang bersifat abadi. Untuk menjelaskan itu Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya,”Katakanlah, wahai Nabi Muhammad,’Sudahkah kamu menerima janji dari Allah, zat yang mengatur segala urusan, sehingga kamu merasa tenang karena Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, ataukah kamu mengatakan tentang Allah yang kekuasaan dan ilmu-Nya mencakup segala hal, sesuatu yang tidak kamu  ketahui?” keduanya tidak pernah terjadi. Tidak ada perjanjian antara mereka dengan tuhan soal itu, dan tidak pula mereka mengatakan itu karena tidak tahu. Mereka tahu, tetapi mengatakan yang sebaliknya.

Sebenarnya tidak ada janji dari Allah, bukan juga karena mereka tidak tahu. Sumber masalahnya adalah sikap mereka yang memutarbalikkan ayat-ayat Allah. Bukan demikian, yang benar adalah barangsiapa berbuat keburukan, yaitu mempersekutukan Allah, dan dosanya telah menenggelamkannya, yakni ia diliputi oleh dosanya sehingga seluruh kehidupannya tidak mengandung sedikitpun kebaikan akibat ketiadaan iman kepada Allah, maka mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. Sedangkan orang-orang yang beriman dengan benar sebagaimana yang diajarkan nabi-nabi mereka dan mengerjakan kebajikan sesuai tuntunan Allah dan rasul-Nya, maka mereka itu penghuni surga. Mereka juga kekal didalamnya.[3]

D. Penjelasan Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Ayat 80-81

            Berdasarkan asbabun nuzul dan penafsiran di atas kita dapat mengetahui bahwasannya sifat-sifat orang Yahudi memang sudah terkenal sebagai kaum penentang sejak jaman kenabian dulu. Telah banyak sekali mereka menimbulkan kekacauan terhadap kaum muslimin bahkan Rasulullah saja mereka abaikan, termasuk dalam kontek permasalahan turunnya ayat Al-Baqarah ayat 80-81.

            Al-Hafidz Abu Bakar bin Mardawaih rahimahullahu menuturkan, Abdur Rahman bin Ja’far memberitahu kami, dari Abu Hurairah ra, ia menceritakan, setelah Khaibar berhasil ditaklukkan, Rasulullah diberi hadiah daging kambing yang ditaburi racun, maka beliau pun langsung bersabda: “Kumpulkan orang-orang Yahudi di sini untuk menghadapku.” Setelah berkumpul, Rasulullah bertanya: “Siapakah orang tua kalian?” “Si fulan,” jawab mereka. Beliau pun berkata: “Kalian berdusta, padahal orang tua kalian adalah si Fulan (lainnya).” Dan mereka berujar: “Engkau memang benar.”
Selanjutnya beliau bertanya kepada mereka: “Apakah kalian menjawab jujur jika ku tanya mengenai sesuatu kepada kalian?” “Ya, wahai Abul Qasim. Jika kami bohong, engkau pasti mengetahuinya, sebagai mana engkau mengetahui orang tua kami,” jawab mereka. Lebih lanjut Rasulullah bertanya kepada mereka: “Siapakah penghuni neraka itu?” Maka mereka menjawab: “Kami berada di neraka hanya sebentar saja, kemudian kalian akan menggantikan kami di sana.” Setelah itu Rasulullah bersabda kepada mereka: “Hinalah kalian, kami tidak akan pernah menggantikan kalian di neraka.” Kemudian beliau pun bertanya: “Apakah kalian akan (menjawab) jujur jika aku tanyakan sesuatu kepada kalian?” “Ya, wahai Abul Qasim,” jawab mereka. Maka beliau pun bertanya: “Apakah kalian telah menaburkan racun pada daging kambing ini?” Mereka menjawab: “Ya, kami menaburinya.” Lantas beliau bertanya lagi: “Lalu mengapa kalian melakukan hal itu?” Mereka menjawab: “Jika engkau bohong, kami bisa bebas dari anda, dan jika engkau memang benar-benar Nabi, maka hal itu tidak akan pernah membahayakanmu.” Hadist ini diriwayatkan Imam Ahmad, Imam al-Bukhari, dan an-Nasa’i, dari al-Laits bin Sa’ad seperti itu (riwayatnya).
III
KESIMPULAN

Bahwa asbabun nuzul Al-Quran Surat Al-Baqarah  ayat 80-81 ini disebabkan dengan kaum Yahudi yang mengatakan bahwa usia dunia adalah tujuh ribu tahun. Manusia disiksa di neraka selama satu hari setiap seribu tahun menurut hitungan akhirat, siksa itu hanya selama tujuh hari, akan tetapi Allah menyangkalnya dengan menurunkan ayat ini kepada Rasulullah. Dengan diturunkannya juga ayat ini kita dapat mengetahui bahwa sifat orang yahudi adalah pembangkang dari jaman kenabian dulu hingga sekarang.



                                                      DAFTAR PUSTAKA

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ringkas, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2015
Muhammad Yusuf, Lc.MA., Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Al-Aqur’an, Jakarta: Widya Cahaya Jakarta, 2014
Prof. DR. Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Gema Insani, 2015
Jalaluddin as-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzul, Kairo: Darut-Taqwa, t.th



[1] Jalaluddin as-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzul, Kairo: Darut-Taqwa, Hal. 34
[2] Prof. DR. Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Gema Insani, Juz 1, 2, 3 Hal. 18
[3] Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ringkas, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Juz 1 Hal. 37

Rabu, 04 Oktober 2017

Beasiswa Bazma Pertamina



Inilah  saya bagi keluarga dan  kontribusi yang telah, sedang dan akan saya berikan untuk Indonesia

Muhammad Syukron Bin Makmur, itulah nama yang diberikan kepada saya ketika saya dilahirkan. Nama itu terinspirasi dari KH. Syukron Ma’mun seorang ulama besar yang pada saat itu masyhur di Indonesia, tujuannya agar ketika dewasa kelak saya akan dapat sperti beliau yang alim dan menjadi ulama yang masyhur. Saya lahir di Dumai 04-November-1994, anak pertama dari dua bersaudara saya berasal dari keluarga sederhana yang perjalanan finansialnya alhamdulillah dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pekerjaan ayah saya adalah seorang wiraswasta dan ibu seorang guru ngaji rumahan, saya sangat bertekad jika saya telah dewasa nanti dapat membahagiakan dan membanggakan kedua orangtua saya, ini merupakan impian dari setiap anak.

Masa kecil saya seperti anak-anak kecil pada umumnya yang hanya suka bermain dan bermain. Ketika beranjak umur 4 tahun saya masuk taman kanak-kanak (TK) di TK Aisyah Dumai, kemudian setahun setelahnya masuk SDIT Jami’atul Muslimin Dumai. Sedari kecil saya memang sudah dididik agama secara intens, karena ibu saya dikenal dengan orang yang taat beragama di lingkungan sekitar saya. Di masa SD saya mulai menemukan bakat-bakat yang tersimpan pada diri saya, mulai dari bidang tarik suara setiap pelatihan qira’ah pada waktu itu saya selalu menjadi contoh unggulan karena setiap kali saya ditunjuk untuk membaca quran dengan menggunakan nada selalu dapat saya contohkan dengan baik. Di samping bakat dalam bidang suara saya juga dianugrahi kemampuan dalam bidang berpidato baik dalam berbahasa Indonesia, arab dan inggris, ketika bulan ramadhan tiba saya selalu dikirim ke masjid-masjid sekitar untuk mengisi ceramah sebelum dilaksanakannya shalat tarawih berjamaah.

Setelah lulus SD kedua orangtua saya menginginkan ilmu agama saya semakin meningkat lalu saya dimasukkan pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura. Di pesantren ini mental saya memang benar-benar ditempa, ilmu-ilmu agama dipelajari lagi secara mendalam bahasa asing khususnya bahasa arab dan inggris harus dikuasai serta tidak lupa juga ilmu-ilmu umum agar kelak dapat menjadi orang-orang yang sukses yang bermentalkan agama yang kuat, Hingga jika berada di manapun dan profesi apapun imannya tidak akan goyang. Kiyai saya pernah mengatakan bahwa kita boleh saja memilih profesi apapun asalkan itu didasari dengan aqidah yang kuat, karena jika tidak kita akan gampang terhasut dengan rayuan setan. Berikut akan saya uraikan beberapa kontribusi yang telah, sedang maupun yang akan saya berikan untuk generasi-generasi setelah saya yang kelak akan  bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

Kontribusi yang telah saya berikan ialah ketika saya lulus dari pesantren tahun 2013, yang mana bagi setiap santri yang telah lulus harus mengabdikan dirinya, maka saya mengabdikan diri di bandung tepatnyadi PPIQ  (Pondok Pesantren Integritas Qurani) di pondok ini saya dimanahkan untuk mengajar tahfidz al-quran dan bahasa inggris. Saya mengajari mereka dengan segenap kemampuan saya karena saya tahu mereka kelak yang akan melanjutkan perjuangan kita untuk mensejahterakan bangsa ini, maka dari itu kita harus ulet dalam membentuk generasi-generasi ini. Ketika saya liburan dan pulang kampung saya selalu membantu ibu saya ketika sedang mengajar ngaji karena saya sangat senang menginvestasikan apa yang telah saya pelajari dan kuasai karena di samping demi wujudnya kecintaan saya terhadap bangsa ini akan menjadikan juga amal jariyah  bagi saya kelak di akhirat.

Kontribusi yang sedang saya berikan, kebetulan saya tinggal di pesantren al-quran nur medina di daerah pondok cabe tanggerang selatan. Di pesantren ini santrinya terdiri dari mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi seperti PTIQ , IIQ, UIN, UMPAM dll. Di pesantren ini kami dimanahkan untuk mengajar anak-anak TPQ mulai dari membaca al-quran, tata cara shalat yang baik dan benar, doa sehari-hari dan pengetahuan islam yang lainnya. Para mahasiswa yang mengajar di sini tidak diberikan upah sedikitpun karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang mulia yang insyaallah akan menjadi ladang amal . dan tidak luput pula saya berkontribusi dalam pemakmuran masjid seperti menjadi mu’azin dan imam karena dalam bidang ini saya sudah sering diamanahkan sejak mulai di pesantren.

Kontribusi yang akan saya berikan ialah membangun pondok pesantren, karena dengan membangun pesantren kita dapat mendidik para santri sesuai dengan kurikulum-kurikulum pesantren pada umumnya  yang porsi agamanya lebih banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum. Jika porsi kedua bidang tersebut seimbang dan tidak timpang sebelah antara ilmu agamanya lebih baik dari ilmu umumnya atau juga sebaliknya maka akan terbentuklah generasi-generasi yang berkarakter kuat, sehingga nantinya akan membuat negara Indonesia  menjadi negara yang diberkahi oleh Allah swt. Dan Baldatun Thoyibatun Warabbun Ghafur.

 

Makalah Living Quran




Tradisi Khataman Bil Qolam Dalam Living Quran Nusantara Mengaji
          Oleh: Muhammad Syukron Bin Makmur

 Abstrak
 Penilitian ini mengkaji tentang tradisi khataman bil qolam dalam living quran nusantara mengaji. Khataman bil qolam adalah  suatu trobosan terbaru yang dibuat oleh lembaga nusantara mengaji. Penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu tentang fenomena living hadis. Penelitian ini bersifat deskriptif, kualitatif, induktif tentang living hadis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosial-budaya-keagamaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pertama, khataman bil qolam merupakan fenomena tradisi sosial-budaya-keagamaan. Kedua, khataman bil qolam adalah sebuah fenomena living quran ada beberapa ayat-ayat quran yang dijadikan prinsip dalam tradisi tersebut. Ketiga, khataman bil qolam adalah gerakan sosial keagamaan yang ingin menyampaikan nilai-nilai pendidikan karakter (budi pekerti) melalui khataman quran.
A. Pendahuluan
       Al quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasulullah saw. Al quran adalah sumber hukum yang pertama bagi kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan al quran serta kemuliaan para pembacanya. Al quran adalah ilmu yang paling mulia, karena itulah orang yang belajar al quran dan mengajarkannya bagi orang lain, akan mendapatkan kemuliaan dan kebaikan dari pada belajar ilmu yang lainnya.
     Membaca al quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi, jika kita membaca satu hurufnya saja akan diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan. Kebaikan akan menghapuskan kesalahan, setiap kali bertambah kuantitas bacaan akan bertambah pula ganjaran dari Allah. Membaca al quran juga akan mendatangkan syafa’at, Rasulullah bersabda: “Bacalah al quran karena sesungguhnya dia akan dating pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim). Maka dari itu semakin kita banyak membaca al quran maka akan semakin dekat dengan Allah.
    Belakangan ini semangat masyarakat muslim terlebih khusus Indonesia dalam membaca al quran masih belum merata. Adanya fenomena ini dikarenakan beberapa factor di antaranya masih kesulitannya sebagian besar masyarakat awam dalam membaca al quran itu diakibatkan karena minimnya pendidikan agama mereka sewaktu kecil. Yang hendak dikaji adalah persoalan pemahaman al quran tentang khataman bil qolam kaitannya dengan living quran. Berdasarkan permasalahan di atas pertanyaan akademik yang muncul adalah bagaimana pemaknaan tradisi khataman bil qolam dalam komunitas atau lembaga nusantara mengaji? Dan mengapa fenomena tradisi khataman bil qolam ini sangat perlu dilakukan sekarang?
B.     Mengenal Khataman Bil Qolam Dalam Lembaga  Nusantara Mengaji
1.      sejarah khataman bil qolam

Khataman bil qolam adalah revolusi mengkhatamkan al quran dengan menggunakan metode follow the line (mengikuti garis). Dengan metode tersebut diharapkan siapa saja tidak menemui kesulitan untuk melakukan kegiatan mengkhatamkan al quran. Karena metode tersebut mengajak penulis untuk mengikuti garis-garis tulisan yang sudah ada. Metode ini memiliki kelebihan yaitu lebih cepat membentuk kemampuan menulis khat arab dalam arti sebenarnya.
Al quran tulis ini sudah mendapat tanda tashih dari lajnah pentashih al quran KEMENAG RI No. P.VI./1/TL.02.1/1078/2011 tanggal 10 November 2012. MUI menyambut baik dan mendukung agar mushaf al quran “IQRO BIL QOLAM” dapat tersebar dan berkembang luas di masyarakat. Al quran tulis “IQRO BIL QOLAM” ini pun sudah tiga kali mendapatkan rekor muri dan sudah didokumenasikan di MUSEUM BAYT AL-QURAN TMII, Jakarta.
Sejak lahirnya tradisi khataman bil qolam ini sampai pada saat ini kiprahnya di Indonesia belum begitu signifikan. Alasanya, kurangnya lembaga yang mengajak masyarakat untuk melaksanakan tradisi tersebut. Kemudian timbullah inisiatif dari lembaga nusantara mengaji ini untuk menghidupkan tradisi ini kembali.

C.    Ruang Lingkup Khataman Bil Qolam

               Belum meratanya masyarakat yang mampu atau lancar dalam membaca al quran maka dengan  Khataman quran bil qolam ini dapat mengubah mindset dan membantu bahwasannya orang yang tidak lancar membaca al quran pun bisa mengkhatamkan al quran. Filosofinya, jika mereka bisa menulis lafadz-lafadz al quran di atas kertas tersebut otomatis mereka akan membacanya dengan sambil menulis karena tidak mungkin menulis tanpa dengan membaca.
                  Biasanya khataman hanya mampu dilakukan oleh sebagian besar ulama, santri dan para intelektual dengan motode tradisi khataman bil qolam ini maka masyarakat awam pun dapat melakukannya. Banyak yang beranggapan bahwa dirinya belum lancar membaca al quran bagaimana bisa mengkhatamkan al quran? Nah, ini solusinya dan memang untuk itu lah metode tradisi khataman bil qolam ini dibuat.

1.      Prinsip-prinsip dalam khataman bil qolam
         Al quran adalah kitab yang mulia dan juga pedoman bagi umat muslim, mengapa? Karena dengan al quran hidup kita akan tenang dan jauh dari permasalahan, kenapa demikian? Karena al quran adalah cahaya ilahi dan penyejuk hati. Hanya dengan membacanya, hati ini berasa menyanyi, pada umumnya kayak  lagu cinta dan kasih sayang yang bawa perasaan. Rasanya ingin sekali bernyanyi lama-lama dengan lantunan pada setiap ayat al quran. Berikut adalah prinsip-prinsip dalam khataman bil qolam:

A.    Menyejukkan hati
            Terkadang hati ini merasa senang dan terkadang pula hati ini merasa gelisah, nah dengan membaca al-quran dapat membuat hati kita  menjadi lebih tenang, bahkan jika kita membacanya dengan khusuk serta menghayati al quran akan membuat jiwa kita tentram.

B.     Sebagai syifa’ atau obat
            Manusia tidak mungkin luput dari namanya penyakit, baik itu penyakit yang biasa  maupun yang kronis. Al quran menjadi solusi yang paling jitu untuk menyembuhkan  penyakit. Survei membuktikan bahwasannya dengan semakin sering seseorang membaca al quran dengan khusuk maka tubuhnya akan semakin sehat dan tentunya dengan izin Allah.

C.    Mendapatkan ridho Allah swt
            Membaca al quran adalah amal yang sangat di cintai oleh Allah bagi hambanya. Bagi kita yang sudah lancar membaca al quran dan terus membaca akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah. Apalagi bagi kita yang belum lancar alias masih terbata-bata lagi berat membacanya, maka kita akan mendapatkan dua pahala yaitu pahala membacanya dan pahala yang belum lancarnya dalam bacaan.  Bahkan orang yang selalu bermesraan dengan al quran akan mendapatkan predikat insane terbaik di sisi Allah. Rasulullah bersabda: sebaik-baiknya kalian adalah orang yang mempelajari al quran dan mengajarkannya.

2.      Pelaksanaan tradisi khataman bil qolam

            Pada awalnya berdirinya sampai sekarang, tradisi khataman bil qolam tidak     menentukan secara pasti kapan dan dimana pelaksanaanya. Sudah beberapa kali tradisi ini dilakukan diberbagai tempat seperti masjid-masjid besar, pesantren-pesantren, universitas dll di bawah naungan lembaga nusantara mengaji dan tradisi ini menuai banyak respon positif dari masyarakat dan antusisme. Intinya pelaksanaan tradisi ini tidak bersifat ditentukan akan tetapi tergantung pada kondisi yang sesuai untuk melaksanakannya.

D.          Langkah-langkah dalam melakukan khataman bil qolam

            Dalam melaksanakan khataman bil qolam teknisnya sangat simple, yaitu menulis atau menebalkan tulisan yang samar di atas kertas yang telah dibagikan sesuai dengan petunjuknya.


E.           Khataman bil qolam sebagai fenoma living quran
                        Living quran  didefinisikan sebagai gejala yang Nampak atau sebagai fenomena dari masyarakat islam, maka kajian atau studi living hadis masuk dalam kategori fenomena sosial keagamaan. Bila demikian halnya, pendekatan atau paradigma yang dapat digunakan untuk mengamati dan menjelaskan bagaimana living quran dalam suatu masyarakat islam adalah ilmu-ilmu sosial.pendekatan yang sesuai dalam hal ini adalah pendekatan fenomologi. Alasannya adalah menurut G. Van der Leew, bertugas untuk mencari atau mengamati fenomena sebagaimana yang tampak. Dalam hal ini ada tiga prinsip yang tercakup di dalamnya: 1. Sesuatu itu terwujud 2. Sesuatu itu tampak 3. Karena sesuatu itu tampak dengan tepat maka ia merupakan fenomena.
            Fenomena living quran meliputi:(1) prinsip agama yang dipakai dalam tradisi khataman bil qolam dan (2) fenomena tradisi khataman bil qolam. Pada bagian ini, penulis akan menganalisis dua fenomena tersebut dalam pembentukan living quran. Faktor di sini dapat berarti segala hal yang mempengaruhi atau mendasari terjadinya suatu fenomena living quran.
1.      Prinsip agama dalam khataman bil qolam
            Sebagai sebuah tradisi yang hidup, khataman bil qolam merupakan fenomena tradisi   yang memadukan antara budaya dan agama. Ini merupakan metode dalam menyebarkan syiar islam dengan menggunakan pendekatan budaya dengan esensi agama. Ini juga merupakan fenomena sebuah tradisi islam yang hidup (living islam) ditengah-tengah masyarakat. Sebagai sebuah tradisi yang hidup khataman bil qolam mendasarkan diri dari quran. Ada satu dalil dalam al quran yang di jadikan prinsip dalam tradisi khataman bil qolam ini. Allah swt berfirman:
Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ
          “yang mengajarkan (manusia) dengan pena”

            Berdasarkan penjelasan dari tafsir Al-Munir karangan Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, Allah mengajarkan manusia menulis dengan pena. Itu merupakan nikmat yang besar dari Allah dan prantara untuk saling memahami antara manusia sebagaimana halnya berkomunikasi dengan lisan. Seandainya tidak ada tulisan, pastilah ilmu-ilmu itu akan punah, agama tidak akan berbekas, kehidupan tidak akan baik, dan aturan tidak akan stabil. Tulisan merupakan pengikat ilmu pengetahuan dan sebagai instrument untuk mencatat cerita dan perkataan orang-orang terhadulu. Demikian juga, tulisan merupakan instrumen pralihan ilmu antara suatu kaum dan bangsa. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat terlestarikan dan berkembang sesuai yang dikehendaki oleh Allah SWT. Pradaban suatu bangsa akan berkembang, pemikiran akan semakin canggih, agama dapat terjaga dan agama Allah akan semakin tersebar luas.[1] Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. Bersabda:
قيدواالعلم بالكتابة
            “Ikatlah ilmu dengan tulisan” [2]
            Oleh karena itu, dakwah islam dimulai dengan menganjurkan untuk membaca dan menulis serta menjelaskan bahwa keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah pada makhluk-Nya dan rahmat-Nya atas mereka. Hal ini menguatkan pilar tradisi khataman bil qolam, bahwasannya dengan khataman bil qolam secara tidak langsung Allah mengajarkan kita. Yang sebelumnya kurang lancar membaca quran jika dia terus menerus menggunakan metode ini dalam kesehariannya maka dia akan lancar dengan sendirinya.

F.     Kesimpulan
            Dari pembahasan terdahulu sebagaimana terungkap  dalam bab-bab yang ada dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwasannya  khataman quran bil qolam merupakan fenomena tradisi sosial-budaya-keagamaan. Khataman bil qolam juga merupakan sebuah fenomena living quran dimana nilai-nilai spiritual di dalamnya berdasarkan al quran. Sebagaimana firman Allah yang artinya:“yang mengajarkan (manusia) dengan pena.”Maka dengan menulis kita pasti membaca, dengan membaca semua jendela ilmu akan terbuka.
Daftar Pustaka
az-Zuhaili Wahbah, “Tafsir AL-Munir jilid 15” Jakarta: Gema Insani, 2014




D.    Lampiran-lampiran









IMG-20170512-WA0047


[1] Tafsir AL-Munir: 15/598
[2] Diriwayatkan ole hath-Thabrani, dan Hakim dari Abdullah bin Amr. Ini adalah hadis shahih.