Inilah
saya bagi keluarga dan kontribusi
yang telah, sedang dan akan saya berikan untuk Indonesia
Muhammad Syukron Bin Makmur, itulah nama
yang diberikan kepada saya ketika saya dilahirkan. Nama itu terinspirasi dari
KH. Syukron Ma’mun seorang ulama besar yang pada saat itu masyhur di Indonesia,
tujuannya agar ketika dewasa kelak saya akan dapat sperti beliau yang alim dan
menjadi ulama yang masyhur. Saya lahir di Dumai 04-November-1994, anak pertama
dari dua bersaudara saya berasal dari keluarga sederhana yang perjalanan
finansialnya alhamdulillah dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pekerjaan ayah saya adalah seorang wiraswasta dan ibu seorang guru ngaji
rumahan, saya sangat bertekad jika saya telah dewasa nanti dapat membahagiakan
dan membanggakan kedua orangtua saya, ini merupakan impian dari setiap anak.
Masa kecil saya seperti anak-anak kecil
pada umumnya yang hanya suka bermain dan bermain. Ketika beranjak umur 4 tahun
saya masuk taman kanak-kanak (TK) di TK Aisyah Dumai, kemudian setahun
setelahnya masuk SDIT Jami’atul Muslimin Dumai. Sedari kecil saya memang sudah
dididik agama secara intens, karena ibu saya dikenal dengan orang yang taat
beragama di lingkungan sekitar saya. Di masa SD saya mulai menemukan
bakat-bakat yang tersimpan pada diri saya, mulai dari bidang tarik suara setiap
pelatihan qira’ah pada waktu itu saya selalu menjadi contoh unggulan karena
setiap kali saya ditunjuk untuk membaca quran dengan menggunakan nada selalu
dapat saya contohkan dengan baik. Di samping bakat dalam bidang suara saya juga
dianugrahi kemampuan dalam bidang berpidato baik dalam berbahasa Indonesia, arab
dan inggris, ketika bulan ramadhan tiba saya selalu dikirim ke masjid-masjid
sekitar untuk mengisi ceramah sebelum dilaksanakannya shalat tarawih berjamaah.
Setelah lulus SD kedua orangtua saya
menginginkan ilmu agama saya semakin meningkat lalu saya dimasukkan pesantren
Al-Amien Prenduan Sumenep Madura. Di pesantren ini mental saya memang
benar-benar ditempa, ilmu-ilmu agama dipelajari lagi secara mendalam bahasa
asing khususnya bahasa arab dan inggris harus dikuasai serta tidak lupa juga
ilmu-ilmu umum agar kelak dapat menjadi orang-orang yang sukses yang
bermentalkan agama yang kuat, Hingga jika berada di manapun dan profesi apapun
imannya tidak akan goyang. Kiyai saya pernah mengatakan bahwa kita boleh saja
memilih profesi apapun asalkan itu didasari dengan aqidah yang kuat, karena
jika tidak kita akan gampang terhasut dengan rayuan setan. Berikut akan saya
uraikan beberapa kontribusi yang telah, sedang maupun yang akan saya berikan
untuk generasi-generasi setelah saya yang kelak akan bermanfaat bagi bangsa Indonesia.
Kontribusi yang telah saya berikan ialah
ketika saya lulus dari pesantren tahun 2013, yang mana bagi setiap santri yang
telah lulus harus mengabdikan dirinya, maka saya mengabdikan diri di bandung
tepatnyadi PPIQ (Pondok Pesantren Integritas
Qurani) di pondok ini saya dimanahkan untuk mengajar tahfidz al-quran dan
bahasa inggris. Saya mengajari mereka dengan segenap kemampuan saya karena saya
tahu mereka kelak yang akan melanjutkan perjuangan kita untuk mensejahterakan
bangsa ini, maka dari itu kita harus ulet dalam membentuk generasi-generasi
ini. Ketika saya liburan dan pulang kampung saya selalu membantu ibu saya
ketika sedang mengajar ngaji karena saya sangat senang menginvestasikan apa
yang telah saya pelajari dan kuasai karena di samping demi wujudnya kecintaan
saya terhadap bangsa ini akan menjadikan juga amal jariyah bagi saya kelak di akhirat.
Kontribusi yang sedang saya berikan,
kebetulan saya tinggal di pesantren al-quran nur medina di daerah pondok cabe
tanggerang selatan. Di pesantren ini santrinya terdiri dari mahasiswa-mahasiswa
yang berasal dari berbagai perguruan tinggi seperti PTIQ , IIQ, UIN, UMPAM dll.
Di pesantren ini kami dimanahkan untuk mengajar anak-anak TPQ mulai dari
membaca al-quran, tata cara shalat yang baik dan benar, doa sehari-hari dan
pengetahuan islam yang lainnya. Para mahasiswa yang mengajar di sini tidak
diberikan upah sedikitpun karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang mulia
yang insyaallah akan menjadi ladang amal . dan tidak luput pula saya berkontribusi
dalam pemakmuran masjid seperti menjadi mu’azin dan imam karena dalam bidang
ini saya sudah sering diamanahkan sejak mulai di pesantren.
Kontribusi yang akan saya berikan ialah
membangun pondok pesantren, karena dengan membangun pesantren kita dapat
mendidik para santri sesuai dengan kurikulum-kurikulum pesantren pada
umumnya yang porsi agamanya lebih banyak
dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum. Jika porsi kedua bidang tersebut
seimbang dan tidak timpang sebelah antara ilmu agamanya lebih baik dari ilmu
umumnya atau juga sebaliknya maka akan terbentuklah generasi-generasi yang
berkarakter kuat, sehingga nantinya akan membuat negara Indonesia menjadi negara yang diberkahi oleh Allah swt.
Dan Baldatun Thoyibatun Warabbun Ghafur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar