Rabu, 04 Oktober 2017

Beasiswa Bazma Pertamina



Inilah  saya bagi keluarga dan  kontribusi yang telah, sedang dan akan saya berikan untuk Indonesia

Muhammad Syukron Bin Makmur, itulah nama yang diberikan kepada saya ketika saya dilahirkan. Nama itu terinspirasi dari KH. Syukron Ma’mun seorang ulama besar yang pada saat itu masyhur di Indonesia, tujuannya agar ketika dewasa kelak saya akan dapat sperti beliau yang alim dan menjadi ulama yang masyhur. Saya lahir di Dumai 04-November-1994, anak pertama dari dua bersaudara saya berasal dari keluarga sederhana yang perjalanan finansialnya alhamdulillah dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pekerjaan ayah saya adalah seorang wiraswasta dan ibu seorang guru ngaji rumahan, saya sangat bertekad jika saya telah dewasa nanti dapat membahagiakan dan membanggakan kedua orangtua saya, ini merupakan impian dari setiap anak.

Masa kecil saya seperti anak-anak kecil pada umumnya yang hanya suka bermain dan bermain. Ketika beranjak umur 4 tahun saya masuk taman kanak-kanak (TK) di TK Aisyah Dumai, kemudian setahun setelahnya masuk SDIT Jami’atul Muslimin Dumai. Sedari kecil saya memang sudah dididik agama secara intens, karena ibu saya dikenal dengan orang yang taat beragama di lingkungan sekitar saya. Di masa SD saya mulai menemukan bakat-bakat yang tersimpan pada diri saya, mulai dari bidang tarik suara setiap pelatihan qira’ah pada waktu itu saya selalu menjadi contoh unggulan karena setiap kali saya ditunjuk untuk membaca quran dengan menggunakan nada selalu dapat saya contohkan dengan baik. Di samping bakat dalam bidang suara saya juga dianugrahi kemampuan dalam bidang berpidato baik dalam berbahasa Indonesia, arab dan inggris, ketika bulan ramadhan tiba saya selalu dikirim ke masjid-masjid sekitar untuk mengisi ceramah sebelum dilaksanakannya shalat tarawih berjamaah.

Setelah lulus SD kedua orangtua saya menginginkan ilmu agama saya semakin meningkat lalu saya dimasukkan pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura. Di pesantren ini mental saya memang benar-benar ditempa, ilmu-ilmu agama dipelajari lagi secara mendalam bahasa asing khususnya bahasa arab dan inggris harus dikuasai serta tidak lupa juga ilmu-ilmu umum agar kelak dapat menjadi orang-orang yang sukses yang bermentalkan agama yang kuat, Hingga jika berada di manapun dan profesi apapun imannya tidak akan goyang. Kiyai saya pernah mengatakan bahwa kita boleh saja memilih profesi apapun asalkan itu didasari dengan aqidah yang kuat, karena jika tidak kita akan gampang terhasut dengan rayuan setan. Berikut akan saya uraikan beberapa kontribusi yang telah, sedang maupun yang akan saya berikan untuk generasi-generasi setelah saya yang kelak akan  bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

Kontribusi yang telah saya berikan ialah ketika saya lulus dari pesantren tahun 2013, yang mana bagi setiap santri yang telah lulus harus mengabdikan dirinya, maka saya mengabdikan diri di bandung tepatnyadi PPIQ  (Pondok Pesantren Integritas Qurani) di pondok ini saya dimanahkan untuk mengajar tahfidz al-quran dan bahasa inggris. Saya mengajari mereka dengan segenap kemampuan saya karena saya tahu mereka kelak yang akan melanjutkan perjuangan kita untuk mensejahterakan bangsa ini, maka dari itu kita harus ulet dalam membentuk generasi-generasi ini. Ketika saya liburan dan pulang kampung saya selalu membantu ibu saya ketika sedang mengajar ngaji karena saya sangat senang menginvestasikan apa yang telah saya pelajari dan kuasai karena di samping demi wujudnya kecintaan saya terhadap bangsa ini akan menjadikan juga amal jariyah  bagi saya kelak di akhirat.

Kontribusi yang sedang saya berikan, kebetulan saya tinggal di pesantren al-quran nur medina di daerah pondok cabe tanggerang selatan. Di pesantren ini santrinya terdiri dari mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi seperti PTIQ , IIQ, UIN, UMPAM dll. Di pesantren ini kami dimanahkan untuk mengajar anak-anak TPQ mulai dari membaca al-quran, tata cara shalat yang baik dan benar, doa sehari-hari dan pengetahuan islam yang lainnya. Para mahasiswa yang mengajar di sini tidak diberikan upah sedikitpun karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang mulia yang insyaallah akan menjadi ladang amal . dan tidak luput pula saya berkontribusi dalam pemakmuran masjid seperti menjadi mu’azin dan imam karena dalam bidang ini saya sudah sering diamanahkan sejak mulai di pesantren.

Kontribusi yang akan saya berikan ialah membangun pondok pesantren, karena dengan membangun pesantren kita dapat mendidik para santri sesuai dengan kurikulum-kurikulum pesantren pada umumnya  yang porsi agamanya lebih banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum. Jika porsi kedua bidang tersebut seimbang dan tidak timpang sebelah antara ilmu agamanya lebih baik dari ilmu umumnya atau juga sebaliknya maka akan terbentuklah generasi-generasi yang berkarakter kuat, sehingga nantinya akan membuat negara Indonesia  menjadi negara yang diberkahi oleh Allah swt. Dan Baldatun Thoyibatun Warabbun Ghafur.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar